Kasus Gayus Tambunan Merusak Tatanan Hukum

Selasa, 22 Februari 2011

Minggu, 28 Maret 2010 14:37 WIB

Jakarta, (tvOne)

Satuan Tugas (Satgas) Pemberantas Mafia Hukum mengungkapkan, bahwa kasus Gayus Tambunan merupakan kasus mafia yang tergolong berat. Dampak kerusakannya juga sangat besar. "Bayangkan, jika kasus ini dibiarkan, dampaknya akan sangat merusak," ujar
Sekretaris Satgas Mafia Hukum, Denny Indrayana saat dihubungi di Jakarta, Minggu (28/3).

Dia menekankan, kategori beratnya kasus ini karena bukan hanya menyangkut aparat pajak, melainkan juga terkait dengan aparat penegak hukum lainnya, seperti kepolisian dan kejaksaan. Di sisi lain, dampak besar dari kasus ini adalah dari sisi penerimaan negara. Padahal, penerimaan negara selama ini sebagian besar disumbang dari pajak. "Bayangkan, jika kasus ini dibiarkan terjadi," katanya.

Karena itu, kata Denny, Satgas membantu kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut. Satgas telah menghimpun informasi sangat penting dan strategis dari Gayus Tambunan guna menginvestigasi kasus ini lebih lanjut.

Informasi itu terkait dengan mafia yang bukan sekedar melibatkan orang pajak, tetapi juga terkait dengan mafia peradilan, yakni mencakup institusi penegak hukum lainnya. "Kami sudah serahkan kepada Mabes Polri untuk ditindaklanjuti."

Anggota Satuan Tugas (Satgas), Mas Achmad Santosa mengungkapkan, pengadilan pajak merupakan tempat penyelewengan yang dilakukan pegawai pajak. Gayus Tambunan kini tengah diburu oleh Ditjen Pajak dan Kepolisian Indonesia. Gayus menjadi tersangka dugaan makelar kasus pajak karena di rekeningnya terdapat duit senilai Rp 25 miliar yang diduga berasal dari wajib pajak. (VIVAnews)

Mega Minta Pemerintah Jalankan Keputusan DPR Soal Century

Sabtu, 06 Maret 2010

Keputusan pansus Century telah diambil. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun mendesak pemerintah menghormati dan menjalankan keputusan tersebut.

"Pemerintah harus menghormati dan mengapresiasi serta menjalankan hasil tersebut," kata Megawati di ruang VVIP Bandara Juanda, Sidoarjo, Sabtu (6/3/2010).

Mega mengatakan, keputusan tersebut merupakan hasil musyawarah di parlemen dan menjadi keputusan bersama. Sehingga kurang tepat apabila ada salah satu pihak yang tidak menjalankan keputusan tersebut.

Untuk mengawal kelanjutan kasus Bank Century, kata Mega, PDIP telah membentuk tim pengawas. Tim ini akan bekerja sesuai dengan sikap FPDIP di DPR yang memilih opsi C yakni bailout tersebut tidak sesuai
prosedur dan ada harus dilanjutkan ke jalur hukum.

"Fungsi DPR adalah check and balancing dan kami sudah membentuk tim pengawas yang akan mengawasi
keputusan tersebut," kata perempuan yang gemar berbaju merah ini.

Mega percaya, tidak ada upaya penghentian kasus ketika berada di jalur hukum. Ketakutan ini karena adanya indikasi orang-orang yang berada di jalur hukum adalah orang SBY.

"Saya tidak mau berburuk sangka. Kita jalani saja dan mengawasi keputusan," tegasnya.

Boediono: Ini Demi Menyelamatkan Perekonomian Indonesia

Jumat, 05 Maret 2010

Akhirnya, Wakil Presiden Boediono angkat bicara. Dalam jumpa pers di Istana Wapres, Jumat (5/3) siang, Boediono menyatakan kebijakan menyelamatkan Bank Century adalah untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia. "Hasilnya sudah bisa kita lihat. Kita selamat dari krisis ekonomi global, " kata Boediono dalam jumpa pers yang dihadiri Menko Polhukam Joko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati itu.

Jika keputusan itu tidak diambil, risikonya adalah sistem perbankan rusak. Ketika sistem rusak, bukan hanya para bankir yang terkena dampak buruknya. Ini akan memikul seluruh rakyat, baik yang memiliki hubungan dengan bank maupun tidak memiliki kaitan.

Boediono menambahkan, tak terbersit sedikit pun untuk mengambil keuntungan pribadi atau merugikan keuangan negara. Sejauh ini, menurutnya, tak ada kerugian negara. "Jika pun ada kerugian negara, pasti nilainya lebih kecil daripada biaya menutup Bank Century," kata Boediono.(YUS)

Digrebek, Pesta Sabu Anggota DPRD Tegal

Selasa, 02 Maret 2010

Tegal: Seorang anggota DPRD Kota Tegal, Jawa Tengah, dan empat rekannya, digrebek aparat Satuan Narkoba Kepolisian Resor Kota Tegal saat pesta sabu-sabu, Senin (1/3). Bahkan, para tersangka tertangkap tangan sedang menghisap sabu-sabu menggunakan sebuah bong kecil secara bergantian.

Ke-5 tersangka, SAT, anggota Fraksi Demokrat DPRD Kota Tegal, FIR, Ketua KNPI Tegal dan juga mantan anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa DPRD Kota Tegal, serta ROS, MAS, dan CEP. Pesta sabu-sabu digelar di rumah MAS di Desa Debong Lor, Tegal.

"Penangkapan para tersangka berkat informasi masyarakat yang curiga terhadap kegiatan mereka yang berkumpul hingga larut malam sambil membakar sesuatu," kata Kapolresta Tegal AKBP Amhad Husni. "Ternyata, para tersangka memang kerap berpesta sabu-sabu di tempat itu."

Hingga saat ini, para tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif di ruang Unit Narkoba Polresta Tegal. Polisi juga tengah memburu BW, yang diduga menjadi pemasok sabu-sabu ke para tersangka. BW kabur ke Jakarta setelah mengetahui polisi menangkap para tersangka.

Para tersangka bakal dijerat Undang-undang Psikotropika dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Pasar Uang Agak Terpengaruh

Liputan6.com, Jakarta: Gonjang-ganjing politik memang dapat mempengaruhi pergerakan mata uang di suatu negara. Ini terbukti ketika kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa (2/3), kian merosot. Sebab, pelaku pasar terus melepas rupiah. Mereka khawatir dengan ketidakjelasan hasil Sidang Paripurna DPR mengenai masalah Bank Century.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp 9.280-Rp 9.290 per dolar. Ini berarti turun 30 poin dibanding penutupan kemarin yang sebesar Rp 9.250-Rp 9.260.

Pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan, posisi rupiah masih cukup baik di bawah angka Rp 9.300 per dolar. Kendatipun Sidang Paripurna DPR mengenai kasus Bank Century menimbulkan kerusuhan sehingga memberikan dampak negatif terhadap pasar uang.

Menurut Farial, pelaku pasar cenderung membiarkan faktor positif dari pasar regional yang membaik, akibat menguatnya saham-saham di Wall Street. Ia mengatakan, rupiah sepanjang pekan ini diperkirakan akan berada dalam kisaran Rp 9.250 sampai Rp 9.350 per dolar.

Lebih jauh dia mengatakan, rupiah saat ini cenderung negatif, karena pelaku pasar khawatir dengan terjadi kericuhan yang terjadi sehingga menekan rupiah yang merosot lebih besar dibanding sesi sebelumnya. Apabila hasil sidang itu benar-benarnya di luar perkiraan, imbuh Farial, kemungkinan besar rupiah akan terus terpuruk hingga mencapai tingkat jauh di atas Rp 9.300 per dolar. "Rupiah kemungkinan akan terpuruk jauh di atas target yang ditetapkan pemerintah antara Rp 9.200 sampai Rp 9.500 per dolar," ucapnya.

Ketika Botol Air Mineral Melayang

Tak ada asap kalau tidak ada api. Tidak ada kekisruhan dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Selasa (2/3) siang, jika tak ada pemicunya. Sikap pimpinan sidang yang juga Ketua DPR Marzuki Alie disebut-sebut menimbulkan protes berkepanjangan dari anggota Dewan. [baca: Keputusan Pimpinan Sidang Picu Kericuhan].

Usai mendengar penyampaian hasil akhir Panitia Khusus Hak Angket Kasus Bank Century, Marzuki bersiap menutup sidang. Sebelumnya, ia sempat mempersilakan beberapa anggota menyampaikan pendapat. Interupsi jelang penutupan diutarakan Bambang Soesatyo dari Fraksi Partai Golkar. Menurut Bambang, rapat pengambilan keputusan laporan sebaiknya digelar hari ini.

Interupsi lantas berlanjut dengan saling rebutan memencet tombol mikrofon antarpeserta sidang. Akhirnya semua tombol mati secara bersamaan. Di sela-sela protes yang bergulir, Marzuki memutuskan rapat ditutup dan dilanjutkan besok. Ini sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan [baca: Marzuki Alie: Tidak Ada Sabotase Mikrofon].

Tak cukup protes dari kursi masing-masing, sejumlah anggota Dewan mendekat ke meja pimpinan sidang. Puncak kekisruhan itu terjadi ketika Markus Nasri, anggota DPR dari Fraksi Golkar berlari lalu naik ke panggung dan mendekati Marzuki. Botol air mineral pun dilemparnya sehingga air memercik para pimpinan DPR.

Anggota Pengamanan Dalam DPR kemudian menghadang dan menyelamatkan Marzuki, sementara anggota Dewan makin merangsek ke depan panggung. Mereka berteriak-teriak meminta rapat diteruskan. Namun, keputusan Marzuki yang berasal dari Fraksi Partai Demokrat sudah bulat, rapat dilanjutkan besok. Marzuki pun akhirnya dievakuasi ke luar ruangan sidang.

Istana: Kabar Boediono Mundur Hanya Rumor Selasa, 2 Maret 2010 | 19:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Akhir-akhir ini beredar kabar bahwa Wakil Presiden Boediono telah mengajukan surat pengunduran diri terkait tekanan sebagian masyarakat terkait keterlibatannya dalam kasus Bank Century.
Saya pastikan tidak. Kabar bahwa Pak Boediono mengundurkan diri hanya rumor.
-- Julian Aldrin Pasha

Hal ini dibantah Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa (2/3/2010) di ruang wartawan Istana Kepresidenan, Jakarta. "Saya pastikan tidak. Kabar bahwa Pak Boediono mengundurkan diri hanya rumor," tegas Julian kepada para wartawan.